Jumat, 15 November 2013

AYAM HUTAN HIJAU (Green Junglefowl)


Deskripsi Ayam Hutan Hijau

Ayam hutan hijau (bahasa Latin = Gallus varius) adalah nama sejenis burung yang termasuk kelompok unggas dari suku Phasianidae, Ayam hutan diyakini sebagai nenek moyang sebagian ayam peliharaan yang ada di Nusantara. Ayam ini memiliki nama lain seperti atau cangehgar (Sunda), ayam alas (Jawa). Memiliki nama ilmiah Gallus varius (Shaw, 1798), ayam ini dalam bahasa Inggris dikenal sebagai Green Junglefowl, Javan Junglefowl, Forktail, atau Green Javanese Junglefowl, merujuk pada warna dan asal tempatnya.
Gambar Ayam Hutan Hijau
Burung yang berukuran besar, panjang tubuh total (diukur dari ujung paruh hingga ujung ekor) sekitar 60 cm pada ayam jantan, dan 42 cm pada yang betina. Jengger pada ayam jantan tidak bergerigi, melainkan membulat tepinya; merah, dengan warna kebiruan di tengahnya. Bulu-bulu pada leher, tengkuk dan mantel hijau berkilau dengan tepian (margin) kehitaman, nampak seperti sisik ikan. Penutup pinggul berupa bulu-bulu panjang meruncing kuning keemasan dengan tengah berwarna hitam. Sisi bawah tubuh hitam, dan ekor hitam berkilau kehijauan. Ayam betina lebih kecil, ayam ini juga jauh lebih gelap daripada ayam hutan lainnya kuning kecoklatan, Bulu keseluruhan nya adalah coklat gelap di atas berbintik-bintik dengan bulu hijau tua yang membentuk penampilan bersisik , coklat muda pada bagian bawah dengan dengan garis-garis dan bintik hitam. Iris merah, paruh abu-abu keputihan, dan kaki kekuningan atau agak kemerahan.
Ayam yang menyukai daerah terbuka dan berpadang rumput, tepi hutan dan daerah dengan bukit-bukit rendah dekat pantai. Ayam-hutan Hijau diketahui menyebar terbatas di Jawa dan kepulauan Nusa Tenggara termasuk Bali. Di Jawa Barat tercatat hidup hingga ketinggian 1.500 m dpl, di Jawa Timur hingga 3.000 m dpl dan di Lombok hingga 2.400 m dpl.

Ayam-hutan Hijau memakan aneka biji-bijian, pucuk rumput dan dedaunan, aneka serangga, serta berbagai jenis hewan kecil seperti laba-laba, cacing, kodok dan kadal kecil.
Ayam ini kerap terlihat dalam kelompok, 2 – 7 ekor atau lebih, mencari makanan di rerumputan di dekat kumpulan ungulata besar seperti kerbau, sapi atau banteng. Pada malam hari, kelompok ayam hutan ini tidur tak berjauhan di rumpun bambu, perdu-perduan, atau daun-daun palem hutan pada ketinggian 1,5 – 4 m di atas tanah.
Gambar Ayam Jantan dan Betina Gallus varius
Ayam hutan hijau berkembang biak antara bulan Oktober-Nopember di Jawa Barat dan sekitar Maret-Juli di Jawa Timur. Sarang dibuat secara sederhana di atas tanah berlapis rumput, dalam lindungan semak atau rumput tinggi. Masa menetas telur selama 21 hari (Dan Cowel : gbwf.org :1997- 2012). Telur 3-4 butir berwarna keputih-putihan. Jumlah telur yang diletakkan per individu ayam berkisar 3 sampai 5 dan rata-rata 3,74 telur. (M. S. Prana. Dkk : 2004)
Tak seperti keturunannya ayam kampung, Ayam-hutan Hijau pandai terbang. Ayam yang dewasa mampu terbang seketika dan vertikal dan Hrizontal pada ketinggian 7 m atau lebih. Pagi dan petang hari, ayam jantan berkokok dengan suaranya yang khas, nyaring sengau. Mula-mula bersuara cek-kreh.. berturut-turut beberapa kali seperti suara bersin, diikuti dengan bunyi cek-ki kreh.. 10 – 15 kali.
Ayam ini dapat membawa sejumlah penyakit yang dapat membahayakan fauna unggas lainnya seperti virus penyakit Newcastle (NDV) , Mycoplasma gallisepticum , dan proventricular parasit Dispharynx sp . di Kepulauan Galapagos ( Gottdenka et al :  2005).

Taman Bacaan
http://id.wikipedia.org/wiki/Ayam-hutan_hijau, diakses Pada: 26 September 2013, 11: 57.
http://www.gbwf.org/pheasants/junglefowl_green.html, diakses pada: 27 September 2013 0 : 40
http://www.besgroup.org/2010/02/23/green-junglefowl/, diakses pada: 27 September 2013 1 : 31